بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah,
Mudah-mudahan
risalah yang singkat ini dapat menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi
kita semua, dan sesungguhnya hanyalah Allah SWT semata pemberi taufiq
dalam i'tikad, ilmu dan amal.
ASAL KATA JIN
Asal pembentukan kalimat "jin" dari huruf 'jim' dan 'nun' menunjukkan makna tertutup, sebagaimana firman Allah SWT:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَباً قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ
"Ketika
malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:
"Inilah Robbku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:"Saya
tidak suka kepada yang tenggelam." (QS.Al-An'am [6]: 76).
Bekata Syaikhul Islam Rahimahullah : "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."
Para jin melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat mereka. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai
anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi
orang-orang yang tidak beriman." (QS.Al-A-rof [7]: 27)
Maksud
dari ayat ini adalah: Sesungguhnya manusia tidak dapat melihat jin
sesuai dengan bentuk kejadiannya yang hakiki, tetapi terkadang mereka
bisa dilihat dengan bentuk yang lain semisal hewan. (Lihat Fath al-Haq
al-Mubin: 28 oleh Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyar)
JIN DICIPTAKAN SEBELUM MANUSIA
Jin diciptakan sebelum manusia berdasarkan nash al-Qur'an QS Al-Hijr [15]"27-28)
وَالْجَآنَّ
خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِوَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ
مَّسْنُونٍ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas. Dan (ingatlah) , ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
ASAL PENCIPTAAN JIN
Allah menciptakan jin dari api. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Hijr [15]: 27;
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." Dan juga dalam surat Ar-Rohman [55]: 15;
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."
Dan Rasulullah SAW bersabda: "Malaikat
diciptakan dari nur (cahaya). Jin diciptakan dari marij (api). Dan Adam
diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian. (yaitu dari tanah)" (HR Muslim: 2512)
MACAM-MACAM JIN
Rasulullah SAW bersabda: "Jin
terdiri atas tiga kelompok: satu kelompok memiliki sayap mereka terbang
di udara dengannya, satu kelompok berbentuk ular dan anjing, dan satu
kelompok lagi berdiam diri ditempatnya dan melakuikan petualangan." (HR.Thabroni dengan sanad hasan, al-Hakim, dan al-Baihaqi dengan sanad shohih; lihat Shohihul Jami' 3/85)
TEMPAT TINGGAL JIN
Jin banyak berdiam pada tempat-tempat berikut ini :
Di Pasar
Dari Salman r.a. ia berkata: "Bersabda
Rasulullah SAW: "Sungguh jika kamu mampu, janganlah engkau menjadi
orang yang pertama kali masuk pasar dan terakhir kali keluar darinya,
karena sesungguhnya pasar adalah medan peperangan setan dan di dalamnya
ia menancapkan bendera." (HR. Muslim:2451)
Tempat-tempat Buang Hajat
Dari Zaid bin Arqam r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tempat-tempat
buang hajat ini dihadiri oleh setan (dengan tujuan mengganggu). Maka
jika salah seorang di antara kalian masuk ke dalamnya, hendaklah
mengucapkan: ("Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
gangguan setan laki-laki dan perempuan)." (HR. Abu Daud: 6)
Bersama dengan unta dan di kandang-kandangnya
Dari Abdullah bin Mughofal r.a., ia berkata: "Rasulullah SAW telah melarang kami untuk melakukan sholat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, karena ia diciptakan dari setan-setan." (Shahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)
Dari Abdullah bin Mughofal r.a., ia berkata: "Rasulullah SAW telah melarang kami untuk melakukan sholat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, karena ia diciptakan dari setan-setan." (Shahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)
Berkata Ibnu Hibban r.a sebagaimana dalam al-Ihsan (4/602)., mengomentari makna hadits: karena ia diciptakan dari setan-setan: "Maksudnya adalah: "Sesungguhnya setan bersamanya."
Di rumah-rumah
Dari Abu Hurairah r.a. behwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah
kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan
akan lari dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah."
(HR.Muslim:780-Shahih Muslim:752)
Dalam hadist yang diriwayatkan dari As-Sya'bi ia berkata: "Abdullah
bin Mas'ud berkata: "Barangsiapa membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah
di dalam rumah, maka setan tidak akan memasuki rumah itu malam harinya
hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayat tersebut adalah 4 ayat pertama
darinya; Ayat Kursi; 2 ayat sesudah Ayat Kursi; dan 3 ayat terakhir dari
surah Al-Baqarah." (HR.Thabrani).
(Al-Haitsami
berkata dalam Mazma'uz Zawai'd [10/118], "Hadits ini diriwayatkan
Thabrani dengan rijal shahih, hanya saja As-Sya'bi tidak mendengar
langsung dari Ibnu Mas'ud.")
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa mereka tinggal pula di rumah-rumah manusia.
Di Lautan
Dari Jabir r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
Iblis meletakkan singgasananya di lautan. Dari sana dia mengirim
pasukannya untuk membuat fitnah (mengacau atau membencanai) umat
manusia. Maka siapa yang lebih besar membuat bencana, dialah yang lebih
besar jasanya (terhormat) di kalangan mereka." (HR.Muslim: 2813-Shahih Muslim: 2408)
Di Lubang-lubang dan belahan-belahan tanah
Dari
Qatadah, dari Abdullah bin Sirjis, bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang
seseorang melakukan kencing di lubang. Meraka bertanya kepada Qatadah : "Mengapa dibenci kencing di dalam lubang?" Ia menjawab : "Dikatakan, bahwasanya ia adalah tempat-tempat tinggal jin." (Abu Daud: 29)
Di Padang Pasir, Lembah, Lorong, dan tempat-tempat yang ditinggalkan oleh penghuninya.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Pada
suatu malam kami bersama Rasulullah SAW, lalu kami kehilangan beliau
lantas kamipun mencari beliau di lembah-lembah dan gang-gang. Kami
mengatakan "Rasulullah SAW telah diculik." Maka kamipun tidur malam
dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya. Tatkala
tiba waktu pagi hari, tiba-tiba beliau datang dari arah Haro', maka kami
mengatakan:"Ya Rasulullah, kami kehilangan anda dan kami mencari anda
namun kami tidak menjumpai anda, lantas kami bermalam dengan
sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya." (Mendengar
ucapan tersebut) maka Rasulullah menjawab: "Datang kepadaku seorang yang
mengundang dari kalangan jin, maka akupun pergi bersamanya dan aku
membacakan Al-Qur'an kepada mereka." (HR.Muslim, 1007)
DAPATKAH MANUSIA MELIHAT JIN?
Termasuk
kekhususan jin, mereka dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia
tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai
anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi
orang-orang yang tidak beriman." (QS Al-A'rof [7]:27)
Tidak
seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri
(menjelma) dalam berbagai bentuk atas izin Allah SWT. Ada beberapa
riwayat yang menjelaskan bahwasanya mereka mengubah diri ke dalam
berbagai bentuk seperti di antaranya :
- Menjadi seorang lelaki miskin (Lihat Mukhtasor Shahih Muslim karya Az-Zabidi: 1078)
- Menjadi seorang Syaikh dari Najd (Lihat Siroh Ibnu Hisyam 2/122)
- Menjadi seekor ular (Lihat Mukhtasor Shahih Muslimi: 1498)
Adapun tentang bagaimana cara mereka mengubah diri menjadi bentuk-bentuk lain, tidak ada nash yang menjelaskan hal tersebut.
DAPATKAH MANUSIA MENUNDUKKAN JIN?
Tidak seorangpun akan mampu menaklukkan dan menguasai jin setelah do'a dari Nabi Sulaiman AS, sebagaimana firman Allah SWT:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكاً لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِّنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاء حَيْثُ أَصَابَوَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاء وَغَوَّاصٍوَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Ia
berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pemberi". Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin
yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan
(Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan
dan penyelam, dan syaitan yang lain terikat dalam belenggu. Inilah
anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk
dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab." (QS Shod [38]:35-39)
Berkata Syaikh Ahmad bin Nashir bin Muhammad al-Hamd ra: "Tetapi
didapatkan penguasaan dan penundukkan manusia terhadap jin tidaklah
mungkin, karena adanya perbedaan bentuk keduanya. Manusia tidak bisa
melihat jin dan dari sini (diketahui) bahwa manusia tidaklah dapat
menguasai dan menundukkan jin. (Penundukkan dan penguasaan ini)
didapatkan dari syaitan sebagai hasil dari penundukkan sebagian mereka
terhadap sebagian yang lain. Maka jin yang ditundukkan manusia,
hakikatnya ia tertundukkan oleh syaitan yang memiliki kekuasaan dan
kekuatan terhadap sang jin itu sendiri, dan hal ini adalah sebagai
timbal balik dari pelaksanaan manusia itu terhadap apa yang dikehendaki
oleh syaitan darinya, yang berupa kefasikan, maksiat dan keluar dari
ajaran-ajaran agama. Dari sini diketahui, (pada hakekatnya) manusialah
yang menjadi budak bagi syaitan (bukan syaitan atau jin ditundukkan
olehnya)." (As-Sihr Baina Haqiqoh wal Khoyal:211)
AL QUR'AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN?
Kita
banyak mendengar bahwa ada di antara kaum yang menisbatkan dirinya
kepada ilmu dan kebajikan, mereka mendakwakan diri telah menundukkan jin
dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan,
benarkah hal tersebut bisa dilakukan dan benarkah al-Qur'an dapat
digunakan untuk hal itu? Jawabnya adalah : Tidak benar dan tidak mungkin!
Berkata Syaikh Majd Muhammad asy-Syahawi rahimahullah: "Dan
tidaklah diragukan lagi bahwasanya pada saat sekarang ini tidak ada
orang yang meminta bantuan jin dengan al Qur'an semata tanpa menggunakan
mantera-mantera dan jimat-jimat dari sihir yang tidak diketahui
maknanya, yang kami telah memberikan peringatan terhadap kesesatan yang
ada didalamnya dan barangsiapa menyangka bahwa dia meminta bantuan jin
dengan al-Qur'an semata tanpa menggunakan selain al-Qur'an,-maka ia
adalah pendusta dan penipu." (Tahdhirul Arwah wa Taskhiru al-Jan Baina Baina Haqiqoh wal Khurofat: 103-104)
MEMINTA BANTUAN JIN
Meminta bantuan jin tidaklah diperbolehkan secara syar'i. Adapun dasar-dasar larangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, Khulafa'ur Rosyidin, para shahabat Nabi SAW secara umum, para tabi'in, dan orang-orang shaleh dari umat ini.
- Ciri utama dari jin dan setan adalah dusta. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairoh r.a.: "Ia berlaku jujur kepadamu, sedangkan ia pendusta." (Shahih Bukhori No.1122)
- Tersebarnya kejahilan yang merata, jauhnya kebanyakan manusia dari metode al-Qur'an dan as-Sunnah, serta sedikitnya penuntut ilmu syar'i di masa sekarang ini menyebabkan kebanyakan manusia tidak dapat lagi membedakan antara tukang sihir (tenung) dan selainnya dari orang-orang yang mendakwakan meminta bantuan kepada jin yang sholih. Akibatnya, bercampur aduklah perkara-perkara tersebut dan cacatlah aqidah umat manusia, padahal ia merupakan sesuatu yang paling berharga baginya dan padahal jaminan kejayaan dan keselamatan di dunia dan akhirat terdapat dalam aqidah shohihah.
- Jin atau syaitan akan menjerumuskan manusia kedalam kekufuran, kesyirikan, ataupun keharaman dengan berbagai jalan dan sarana serta secara sedikit demi sedikit menjerat orang yang meminta bantuan kepada mereka.
- Meminta bantuan kepada mereka (jin-syaitan), akan membawa kepada kecacatan aqidah, dimana kita akan jumpai diantara mereka bergantung kepada selain Allah SWT.
- Membuka pintu lebar-lebar bagi kebanyakan ahli sihir untuk mendakakan ruqyah syar'iyyah dengan al-Qur'an dan Sunnah dan meminta pertolongan jim muslim (padahal hakikat dan keadaan yang sebenarnya berbicara lain).
Apabila
ada orang bertanya: "Apakah orang yang meminta bantuan jin telah
melakukan kekufuran?" Maka jawabannya adalah: "Orang (manusia) yang
menggunakan jin tidaklah kufur, kecuali apabila penggunaan jin tersebut
dengan memakai cara dan jalan yang telah ditempuh tukang sihir dan sulap
atau dikaitkan dengan bintang dan tulisan-tulisan ajimat kufur atau
semisalnya. Apabila perkaranya seperti itu, maka ia telah kafir. [Lihat
al-Qoul al-Mubin oleh Usamah bin Yasin: 197]
BEBERAPA BENTUK MEMINTA BANTUAN JIN
Ada beberapa perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuan jin, diantaranya :
- Penjualan cincin dan batu berharga dengan harga yang sangat mahal, dengan iming-iming (sangkaan) bahwa ada jin bersamanya, yang akan membantu pemiliknya, menjaganya dari gangguan-kesulitan, melancarakan usahanya dan lain sebagainya.
- Membaca sebagian ayat-ayat al Qur'an dan bermacam-macam wirid dan do'a pada seseorang yang tertelentang di atas dipan dan setelah selesai dari pembacaan wirid tersebut, tubuhnya terangkat ke udara.
- Membedah tubuh pasien penderita penyakit-penyakit tertentu dengan cara yang unik dan asing atau tanpa meninggalkan bekas apapun pada tubuh dan kulit si pasien.
- Menghadirkan arwah, baik dengan cara merasukkan pada tubuh seseorang lalu arwah tersebut berbicara tentang segala sesuatu yang dikehendaki oleh orang yang mendatangkannya atau dengan cara menampakkannya dalam bentuk orang yang telah meninggal dunia dan kemudian berjalan di kamar atau berbicara dengan orang yang ada disekitarnya (penampakan). Catatan: Arwah atau roh yang disangkakan datang kepada penghadir roh tersebut pada hakikatnya adalah jin yang bekerja sama dengannya. Bukan roh orang yang diminta kehadirannya (sebab sebagai Muslim kita tahu bila meninggal seorang manusia maka rohnya akan berpindah ke alam kubur dan terputus seluruh hubungannya dengan dunia, kecuali tiga hal.
Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:
إذا مات العبد انقطع عنه عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
"Jika
seseorang telah meninggal, maka putuslah semua amalannya kecuali 3
hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang
mendoakannya."
(HR Bukhori)
(HR Bukhori)
MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN
Tidaklah diperkenankan seorang muslim ketika melakukan ruqyah syar'iyyah mengambil janji dengan nama Allah kepada jin yang mengganggunya. Hal ini dikarenakan jin sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyak melanggarnya.
Demikianlah yang dapat kita kaji bersama pada topik kita kali ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam topik ini. Dan segala puji dan sanjungan teriring kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah semata.
Wallahu A'lam bish shawab.
Posting Komentar