Dajjal
Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya’juj wa-Ma’juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al Qur’an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Isa al Masih.
Dajal adalah seorang tokoh dalam eskatologi Islam yang akan muncul menjelang kiamat. Dajal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu[1]
Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-’Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal.
1. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
2. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar.
3. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.
4. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.
Lafazh ad-Dajjal diambil dari perkataan orang Arab (دَجَلَ الْبَعِيْرَ), maknanya adalah dicat dengan tertutupi dan menutupi dengannya. Makna asal dari kata (الدَّجَلُ) ad-Dajalu adalah mencampuradukkan, dikatakan “دَجَلَ إِذَا لَبِسَ وَمَوَّهَ” maknanya adalah merancukan dan mengaduk-aduk.
Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan (فَعَّالٌ), jadi maknanya adalah banyaknya kebohongan juga kerancuan darinya. Bentuk jamaknya (دَجَّالُوْنَ), sementara Imam Malik menjamakkannya dengan kata (دَجَاجَلَةُ), dan termasuk jama’ taksir.
Kemudian kata Dajjal menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan kedatangannya.
Dajal adalah seorang tokoh dalam eskatologi Islam yang akan muncul menjelang kiamat. Dajal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu[1]
Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-’Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal.
1. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
2. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar.
3. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.
4. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.
Lafazh ad-Dajjal diambil dari perkataan orang Arab (دَجَلَ الْبَعِيْرَ), maknanya adalah dicat dengan tertutupi dan menutupi dengannya. Makna asal dari kata (الدَّجَلُ) ad-Dajalu adalah mencampuradukkan, dikatakan “دَجَلَ إِذَا لَبِسَ وَمَوَّهَ” maknanya adalah merancukan dan mengaduk-aduk.
Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan (فَعَّالٌ), jadi maknanya adalah banyaknya kebohongan juga kerancuan darinya. Bentuk jamaknya (دَجَّالُوْنَ), sementara Imam Malik menjamakkannya dengan kata (دَجَاجَلَةُ), dan termasuk jama’ taksir.
Kemudian kata Dajjal menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan kedatangannya.
Ya’juj dan Ma’juj
Kata Yajuj dan Majuj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul ; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-’Arab. Ya’juj wa-Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.
Ya’juj dan Ma’juj (Arab يأجوج ومأجوج , Ibrani:גוג ומגוג, Inggris : Gog dan Magog) adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul dalam akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.
Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, Kitab Kejadian umat Kristen dan kitab suci umat Islam, Al-Qur'an. Mengenai sekelompok manusia Ya’juj dan Ma’juj dalam tradisi religius digambarkan dalam istilah yang ambigu (tidak jelas). Ada yang menyebutnya sebagai bentuk manusia, mahkluk berbentuk raksasa, suatu bangsa atau negeri. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitos dan cerita rakyat di banyak negara.
Ibnu Katsir menerangkan bahwa mereka adalah dari keturunan Adam[2] dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.
Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anus bin Syit bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas banjir kering. Keturunan Sam berlegar di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu membentuk bangsa Afrika.
Oleh itu sekiranya seseorang itu berketurunan nabi, beliau semestinya manusia dan malahan boleh dianggap berketurunan mulia dan baik-baik. Oleh itu, tidak munasbah menyatakan Ya’juj & Ma’juj makhluk ghaib (jin?) tetapi berketurunan nabi-nabi.
Dalam Surah Al-Kahf bahwa Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai disuatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Dzul Qarnain memenuhi permintaan mereka.
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya. Mereka masih keturunan Adam, sebagaimana di jelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim.
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.[3]
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berdasarkan keterangan Surah al-Kahfi 92-98, fakta relevan mengenali Ya’juj dan Ma’juj ialah :
1. Nabi bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382
3. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” Hadits riwayat Imam Ahmad.
Ya’juj dan Ma’juj (Arab يأجوج ومأجوج , Ibrani:גוג ומגוג, Inggris : Gog dan Magog) adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul dalam akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.
Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, Kitab Kejadian umat Kristen dan kitab suci umat Islam, Al-Qur'an. Mengenai sekelompok manusia Ya’juj dan Ma’juj dalam tradisi religius digambarkan dalam istilah yang ambigu (tidak jelas). Ada yang menyebutnya sebagai bentuk manusia, mahkluk berbentuk raksasa, suatu bangsa atau negeri. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitos dan cerita rakyat di banyak negara.
Ibnu Katsir menerangkan bahwa mereka adalah dari keturunan Adam[2] dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.
Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anus bin Syit bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas banjir kering. Keturunan Sam berlegar di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu membentuk bangsa Afrika.
Oleh itu sekiranya seseorang itu berketurunan nabi, beliau semestinya manusia dan malahan boleh dianggap berketurunan mulia dan baik-baik. Oleh itu, tidak munasbah menyatakan Ya’juj & Ma’juj makhluk ghaib (jin?) tetapi berketurunan nabi-nabi.
Dalam Surah Al-Kahf bahwa Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai disuatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Dzul Qarnain memenuhi permintaan mereka.
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya. Mereka masih keturunan Adam, sebagaimana di jelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim.
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.[3]
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berdasarkan keterangan Surah al-Kahfi 92-98, fakta relevan mengenali Ya’juj dan Ma’juj ialah :
- Negeri Ya’juj dan Ma’juj = Khazaria dan Russia (Ya'juj adalah koalisi Anglo-American dan Israel sedangkan Ma'juj adalah Russia)
- Jalan ke utara = ke utara Iran menuju ke Armenia
- Di antara dua gunung = Gunung Kaukasus
- Kaum hampir mereka tidak memahami perkataan = Kaum Armenia
- Tembok besi = Daryal Gorge / Gerbang Iberian / Gerbang Kaukasia.
1. Nabi bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382
3. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” Hadits riwayat Imam Ahmad.
Posting Komentar